MAKALAH MIKROBIOLOGI LAUT
ZOOXANTHELLAE
Oleh
:
KATA PENGANTAR
Saya panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT yang sebesar besarnya, atas limpahan rahmat, ridho dan izin-Nya
semata, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Mikrobiologi Laut
Zooxanthellae Ini Dengan baik.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang yang telah ikut membantu saya dalam menyelesaikan
makalah ini.
Dengan
kerendahan hati saya menyadari kekurangan dan keterbatasan yang saya miliki,
meskipun telah dikerahkan segala kemampuan namun mungkin masih terdapat
kekurangtepatan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu saya mengharapkan
saran maupun kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Malang, 6 Mei 2013
Penyusun,
Daftar isi
Halaman
Daftar Gambar
Halaman
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terumbu karang merupakan suatu ekosistem
yang dibentuk dari endapan padat kalsium karbonat (CaCO3), yang
dihasilkan oleh karang dengan sedikit tambahan dari alga berkapur (calcareous algae) dan organisme lainnya
yang mensekresikan kalsium karbonat. Terumbu karang sebagai bagian ekosistem
yang dibangun oleh sejumlah biota, baik hewan maupun tumbuhan secara terus
menerus mengikat ion kalsium dan karbonat dari air laut yang menghasilkan
rangka kapur yang selanjutnya membentuk terumbu.
Umumnya pada
koral pembentuk terumbu terdapat alga bersel satu yang dikenal dengan zooxanthellae yang hidup pada
jaringannya. Hubungan simbiosis yang terjadi di diantara keduanya memudahkan
bagi koral untuk fokus dalam memproduksi kalsium karbonat dengan baik. Zooxanthellae
merupakan produsen. Hampir 90% hasil
produksi zooxanthellae di transfer
menjadi jaringan karang.
Proses simbiosis antara zooxanthellae dengan karang dapat
memberikan suatu support terhadap faktor penyesuai dalam hal ini dari segi
kriteria kerentanan alami. Pertimbangan yang diajukan adalah (1) simbiosis antara
karang dengan zooxanthellae memberikan konstribusi fenomenal dalam proses
evolusi karang dan (2) kriteria yang dipergunakan saat ini dari analisis Gomez
dan Yap hanya didasarkan atas tutupan karang hidup yang sampai sekarang menjadi
acuan bagi evaluasi tingkat status kesehatan terumbu. Kriteria tersebut
dipandang mengalami kelemahan karena mengabaikan sifat hubungan intra dan
ekstraspesifik dari biota karang itu sendiri. Atas dasar hal tersebut, maka
penggunaan hubungan simbiosis zoxanthellae dan karang dipandang dapat
melengkapi evaluasi kualitas terumbu karang karena informasinya dapat
menjelaskan sifat hubungan intra dan ekstra spesifik, disamping atas dasar
respon terhadap tekanan lingkungan.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas,
maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
A.
Apakah zooxanthellae itu?
B.
Bagaimana simbiosis yang
terjadi antara terumbu karang dengan zooxanthellae?
C.
Bagaimana kondisi karang di laut ketika bersimbiosis dengan zooxanthellae?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan papper mikrobiologi laut tentang zooxanthellae ini adalah untuk memberi
informasi tentang peranan zooxanthellae, sumber dan dampak zooxanthellae
di kehidupan laut.
II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Dan
Karakteristik Zooxanthellae
Zooxanthellae
(Yunani : Alga hewan kuning cokat) adalah sebuah istilah yang merujuk pada
sekelompok dinoflagellata yang berasal dari perubahan evolusi yang berbeda yang
terjadi dalam simbiosis dengan invertebrata laut(Alan Suparta, 2013).
Zooxanthela adalah alga uniseluler
berwarna coklat kekuning-kuningan yang hidup pada polip di terumbu karang,dari
kata-kata diatas dapat dilihat bahwa mereka mempunyai hubungan,simbiosis yang
lainnya adalah,zooxanthella menyediakan makanan bagi terumbu karang berupa
produk fotosintesis,hubungan ini dapat disebut simbiosis mutualisme dimana
zooxanthellae diberi tempat perlindungan dan kotoran dari terumbu karang di
daur ulang oleh dinoflagellata zooxanthellae dan zooxanthellae mendapatkan
nutrisi lain dari polip terumbu karang tersebut berupa ammonia dan karbon
dioksida ,untuk terumbu karang sendiri mendapatkan makanan dari zooxanthella
berupa hasil fotosintesis yang mempercepat pertumbuhan daripada terumbu karang
itu sendiri
Zooxanthellae (Yunani : Alga hewan kuning cokat) adalah
sebuah istilah yang merujuk pada sekelompok dinoflagellata yang berasal dari
perubahan evolusi yang berbeda yang terjadi dalam simbiosis dengan invertebrata
laut. Berikut adalah karakteristik dari Zooxanthellae
1. Dinoflagellata
Dinoflagellata adalah organisme aneh dan kelompok organisme
yang menakjubkan: beberapa anggotanya 10 adalah autothrophik (memperoleh sumber
energi dari cahaya matahari dan membentuk karbon organic melalui proses
fotosintesis. Sementara yang lainnya adalah organism heterotrop yang
mendapatkan sumber energi dari bahan organic melalui pemangsaan terhadap
organisme lain
2. Single cell / unicellular
Zooxnthella tidak hanya di temukan dalam bentuk satu sel
(singular) namun juga dalam bentuk banyak sel/lebih dari satu sel (prural)
disebut juga zooxanthellae. Konsentrasi pada tubuh koral dari alga ber-sel
tunggal ( Zooxanthellae ) ini bisa mencapai 30.000 per milimeter kubik.
3. Berwarna kuning
kecoklatan
Zoozanthella merupakan alga cokllat yang mempunyai pigmen
coklat dan kuning. Zooxanthellae bertanggung jawab untuk warna yang unik dan
indah banyak karang batu. Kadang-kadang ketika karang menjadi stres fisik,
polip mengusir sel-sel alga dan koloni mengambil penampilan putih mencolok. Hal
ini biasanya digambarkan sebagai "pemutihan karang" (Barnes, RSK dan
Hughes, 1999; Lalli dan Parsons, 1995). Jika polip pergi terlalu lama tanpa
zooxanthellae, pemutihan karang dapat mengakibatkan kematian karang.
4. Ukuran 8-14 mikron
Zooxantella juga merupakan hewan mikroskopis, ukurannya
berkisar antara 8-14 mikron maka dari itu disebut mikroskopis dan jumlahnya
dilautan sangat banyak dan melimpah jutaan hingga milyaran tak berhingga.
5. Simbiosis: Coccoid phase
Dinoflagellata yang hidup bebas dapat terjadi dalam fase
Coccoid yang nonmotil dan tidak memiliki flagel atau sebagai dinomastigote
yaitu fase dimana memiliki dua flagel dan memiliki sifat berenang. Sehingga
pada fase ini zooxanthella melepaskan flagella, maka dia tidak motil dan aktif,
aktifitas yang dilakukan hanya yang bersifat ditempat seperti
bereproduksi.
6. Dialam: motile phase
Ketika berada dilaut lepas dikatakan fase motil, yaitu fase
dimana terdapat flagella yang dapat dengan bebas digunakan untuk pergerakan
diperairan.
7. Endosymbiotic
Dikatakan endosymbiotic karena proses simbiosis antara
zooxanthella dan karang yang terbentuk tersebut terjadi di dalam lapisan tubuh
karang yang terdalam yaitu dilapisan gastrodermis/endodermis.
8. Bersimbiosis dengan: protozoa, porifera, cnidaria,
platyhelminthes dan moluska.
Zooxanthellae
bersimbiosis dengan hewan laut, seperti :
• Anemon
• Kima raksasa
• Gorgonia karang atau penggemar laut
• Soft karang
• Laut cambuk
• Nudibranch
• Ubur-ubur
• Anemon
• Kima raksasa
• Gorgonia karang atau penggemar laut
• Soft karang
• Laut cambuk
• Nudibranch
• Ubur-ubur
2.2. Peranan Simbiosis Zooxanthellae Dalam Kehidupan Karang
Zooxanthellae
adalah alga dari kelompok Dinoflagellata yang bersimbiosis pada hewan, seperti
karang, anemon, moluska dan lainnya. Sebagian besar zooxanthella berasal dari
genus Symbiodinium. Jumlah zooxanthellae pada karang diperkirakan
> 1 juta sel/cm2 permukaan karang, ada yang mengatakan
antara 1-5 juta sel/cm2. Meski dapat hidup tidak terikat induk,
sebagian besar zooxanthellae melakukan simbiosis.
Dalam asosiasi ini, karang
mendapatkan sejumlah keuntungan berupa :
1. Hasil fotosintesis, seperti gula,
asam amino, dan oksigen
2. Mempercepat proses kalsifikasi
yang menurut Johnston terjadi melalui skema:
- Fotosintesis akan menaikkan PH dan menyediakan ion karbonat
lebih banyak.
- Dengan pengambilan ion P untuk fotosintesis, berarti
zooxanthellae telah menyingkirkan inhibitor kalsifikasi.
(Konservasi
Laut, 2011).
Ada pendapat para
ahli yang mengatakan bahwa hasil fotosintesis zooxanthellae yang dimanfaatkan
oleh karang, jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan proses respirasi karang
tersebut (Muller-Parker & D’Elia 2001). Sebagian ahli lagi mengatakan
sumber makanan karang 75-99% berasal dari zooxanthellae (Tucket & Tucket
2002).
Bertempat di gastrodermis,
hidup zooxanthellae yaitu alga uniseluler dari kelompok
Dinoflagelata, dengan warna coklat atau coklat kekuning-kuningan.
Gambar 3. Lapisan tubuh karang dengan sel penyengat dan
zooxanthellae di dalamnya. Tampak sel penyengat dalam kondisi tidak aktif
dengan yang sedang aktif
Karang
dapat menarik dan menjulurkan tentakelnya. Tentakel tersebut aktif dijulurkan
pada malam hari, saat karang mencari mangsa, sementara di siang hari tentekel
ditarik masuk ke dalam rangka. Bagaimana karang dapat menangkap mangsanya. Di
ektodermis tentakel terdapat sel penyengatnya (knidoblas) , yang merupakan
cirri khas semua hewan Cnidaria. Knidoblas dilengkapi alat penyengat
(nematosita) beserta racun di dalamnya. Sel penyengat bila sedang tidak
digunakan akan berada dalam kondisi tidak aktif, dan alat sengat berada di
dalam sel. Bila ada zooplankton atau hewan lain yang akan ditangkap, maka alat
penyengat dan racun akan dikeluarkan.
2.3. Proses Terjadinya Simbiosis
Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen
yang berguna untuk kehidupan hewan karang. Di lain fihak, hewan karang
memberikan tempat berlindung bagi zooxanthellae. Dalam ekosistem terumbu karang
ada karang yang keras dan lunak. Karang batu adalah karang yang keras
disebabkan oleh adanya zat kapur yang dihasilkan oleh binatang karang. Melalui
proses yang sangat lama, binatang karang yang kecil (polyp) membentuk kolobi
karang yang kental, yang sebenarnya terdiri atas ribuan individu polyp. Karang
batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat
sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat
rentan terhadap perubahan lingkungan.
2.4.
Kondisi karang
Bagi zooxanthellae, karang adalah
habitat yang baik karena merupakan pensuplai terbesar zat anorganik untuk
fotosintesis. Sebagai contoh Bytell menemukan bahwa untuk zooxanthellae
dalam Acropora palmata suplai nitrogen anorganik, 70% didapat
dari karang (lihat Tomascik et al. 1997). Anorganik itu
merupakan sisa metabolisme karang dan hanya sebagian kecil anorganik diambil
dari perairan.
Bagaimana zooxanthellae dapat berada
dalam karang, terjadi melalui beberapa mekanisme terkait dengan reproduksi
karang. Dari reproduksi secara seksual, karang akan mendapatkan zooxanthellae
langsung dari induk atau secara tidak langsung dari lingkungan. Sementara dalam
reproduksi aseksual, zooxanthellae akan langsung dipindahkan ke koloni baru
atau ikut bersama potongan koloni karang
yang lepas.
2.5. Manfaat
zooxanthellae secara tidak langsung bagi karang dan alga
Secara tidak langsung, zooxanthellae
memberi manfaat bagi karang dan alga. Dan
nantinya akan memberi manfaat juga bagi manusia yang merupakan interaksi
dari masing-masing peranannya. Berikut adalah manfaat bagi karang dan alga dari
zooxanthellae :
Ø Manfaat Karang
1. MANFAAT EKOLOGI
a. Penunjang
Kehidupan
b. Mengandung Keanekaragaman Hayati yang Tinggi
c. Pelindung Wilayah Pantai
d. Mengurangi Pemanasan Global
2.
MANFAAT EKONOMI
a. Sumber Makanan
b.
Sumber Bahan Dasar Untuk
Obat-obatan dan Kosmetika
c. Sebagai Objek Wisata
d. Sebagai Sumber Mata Pencaharian
e. Sebagai Sumber Bibit Budidaya
3. MANFAAT SOSIAL
a. Menunjang Kegiatan
Pendidikan dan Penelitian
b. Sebagai Sarana Rekreasi Masyarakat
Ø Manfaat Alga,
1.Sumber Utama Energi dan Makanan
2. Makanan Manusia
3. Agar
4. Karaginan
5. Alginat
6. Funori
7. Sumber Mineral
8. Makanan Ternak
9.Bahan Pupuk
10. Antibiotik
11. Obat-Obatan lainnya
12. Penelitian Biologi
13. Penanggulangan Limbah
14. Reklamasi Tanah
III. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari makalah
yang
dibahas, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
·
Hubungan antara koral dan zooxanthellae adalah simbiosis
mutualisme. Zooxanthellae menyediakan makanan untuk polip karang.
·
Jenis Zooxanthellae yang berbeda dapat menghadapi tingkat
tekanan yang berbeda pula dan beberapa zooxanthellae telah menunjukkan dapat
beradaptasi kepada beberapa jenis jenis karang tertentu
·
Bagi zooxanthellae, karang adalah habitat yang baik karena
merupakan pensuplai terbesar zat anorganik untuk fotosintesis.
SARAN
Dari
makalah yang dibahas, dapat diketahui bahwa zooxanthellae mempunyai dampak yang begitu baik dari
keberlangsungan kehidupan biota-biota di laut. Oleh karena itu, penyusun menyarankan :
·
Selalu peduli
kan lingkungan sekitar, terlebih daerah-daerah di sekitar laut.
·
Menjaga
kebersihan sungai terutama sungai yang bermuara ke laut
·
Menggalakkan
program peduli laut sebagai ajang untuk membuat laut menjadi bersih dan dapat
dinikmati
·
Menggalakkan 4R
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, R. and R. Hughes. 1999. An Introduction to
Marine Ecology; Third Edition. Malden, MA: Blackwell Science Publication.
Google Image. 2013. www.googleimage.com. Diakses
pada tanggal 26 April 2013
Lalli, C.M., and T. Parsons. 1995. Biological
Oceanography: An Introduction. Oxford: Butterworth-Heinemann Ltd.
Laut, Konservasi. 2011. Simbiosis zooxanthellae. http://konservasi-laut.blogspot.com/2011/09/peranan-simbiosis-zooxanthellae-dalam.html.
Diakses pada tanggal 23 April 2013
Muller-Parker, G dan C.F. D’Elia. 1997. Interaction
Between Corals and Their Symbiotic Algae. In. Life and Death of Coral Reefs.
Charles Birkeland (Ed.). Chapman &Hall. New York. Hal..96-113.
Suparta, Alan. 2013. Simbiosis
zooxanthellae. http://alansmart.blogspot.com/2013/02/zooxanthellae-bersimbiosis-dengan.html.
Diakses pada tanggal 26 April 2013
Tomascik, T., A.J. Mah, A. Nontji, & M.K. Moosa.
1997. The Ecology of the Indonesian Seas, Part One. Periplus Edition, (?): xiv +
642 hlm.
Kata Kunci : Simbiosis zooxanthellae, Mikrobiologi Laut, Terumbu Karang,
No comments:
Post a Comment