A.
Pengertian
Terumbu Karang
Istilah terumbu
karang tersusun atas dua kata, yaitu terumbu dan karang, yang apabila berdiri
sendiri akan memiliki makna yang jauh berbeda bila kedua kata tersebut
digabungkan. Istilah terumbu karang sendiri sangat jauh berbeda dengan
karang terumbu, karena yang satu mengindikasikan suatu ekosistem dan kata
lainnya merujuk pada suatu komunitas bentik atau yang hidup di dasar substrat.
Berikut ini adalah definisi singkat dari terumbu, karang, karang terumbu, dan
terumbu karang.
Terumbu karang adalah Ekosistem di dasar laut tropis yang
dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan
biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, krustasea, ekhinodermata, polikhaeta,
porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan
sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton. Terumbu
karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini
terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang
sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya
tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C.
Terumbu karang
umumnya hanya tumbuh beberapa mm saja per tahunnya. Yang ada di perairan
Indonesia saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.
Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem
pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang
terbentuk oleh batu karang atau pasir di dekat permukaan air.Terdapat ribuan
spesies yang hidup di kawasan terumbu karang. Namun hanya sebagian yang
menghasilkan kalsium karbonat pembentuk terumbu. Organisme pembentuk terumbu
yang terpenting adalah hewan karang.
Karang terumbu adalah Pembangun utama struktur terumbu,
biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral). Berbeda
dengan batu karang (rock), yang merupakan benda mati.
Karang adalah
bentukan hewan kecil yang hidup dalam semacam cawan yang terbentuk dari kalsium
karbonat yang biasa disebut polip karang. Jutaan polip-polip ini membentuk
struktur dasar dari terumbu karang.
Hewan karang
hidup bersimbiosa dengan alga bersel satu yang disebut zooxanthellae.
Zooxanthellae merupakan jenis alga dinoflagelata berwana coklat dan kuning,
yang dinyatakan sebagai Symbiodinium microadriaticum. Alga ini juga
hidup bersimbiosis dengan hewan-hewan lain di terumbu karang, seperti, kima
raksasa (Tridacna spp), anemon laut dan coelentrata lainnya.
Hewan karang
mempunyai tentakel (tangan-tangan) untuk menangkap plankton sebagai sumber
makanannya, Namun, sumber nutrisi utama hewan karang sebenarnya berasal dari
proses fotosintesa zooxanthellae (hampir 98%). Selain itu, zooxanthellae
memberi warna pada hewan karang yang sebenarnya hampir transparan. Sebagai
timbal balik, karang menyediakan tempat tinggal dan berlindung bagi sang alga.
Diperkirakan,
luas terumbu karang di dunia mencapai 284,300 km2. Terumbu karang dan ekosistem
lain yang terkait, seperti padang lamun, rumput laut dan mangove adalah
ekosistem laut terkaya di dunia. Indonesia mempunyai sekitar 18% terumbu karang
dunia, dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia (dengan lebih dari 18%
terumbu karang dunia, serta lebih dari 2500 jenis ikan, 590 jenis karang batu,
2500 jenis Moluska, dan 1500 jenis udang-udangan). Terumbu karang di Indonesia
memberikan keuntungan pendapatan sebesar US$1,6 milyar/tahun. Nilai keseluruhan
pelayanan dan sumber dayanya sendiri diperkirakan mencapai setidaknya US$ 61,9
milyar/tahun.
Gambar 1. Ekosistem terumbu karang (atas), karang terumbu
dan matriks terumbu (tengah), serta insert hewan karang (bawah)
B.
Habitat
Terumbu Karang
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang
masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut.Beberapa
tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun
terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak
membentuk karang.
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis,
sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas,
sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan
alami (pristine).Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat
pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan
pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal
mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan
air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu normal.
Terumbu karang dapat tumbuh
dengan baik di perairan laut dengan suhu 21° – 29° C. Masih dapat tumbuh pada
suhu diatas dan dibawah kisaran suhu tersebut, tetapi pertumbuhannya akan
sangat lambat. Karena itulah terumbu karang banyak ditemukan di perairan tropis
seperti Indonesia dan juga di daerah sub tropis yang dilewari aliran arus
hangat dari daerah tropis seperti Florida, Amerika Serikat dan bagian selatan
Jepang.
Karang membutuhkan perairan
dangkal dan bersih yang dapat ditembus cahaya matahari yang digunakan oleh
zooxanthellae untuk berfotosintesis. Pertumbuhan karang pembentuk terumbu pada
kedalaman 18 – 29 m sangat lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman iebih
dari 90 m.
Karang memerlukan salinitas
yang tinggi untuk tumbuh, oleh karena itu, di sekitar mulut sungai atau pantai
atau sekitar pemukiman penduduk akan lambat karena karang membutuhkan perairan
yang kadar garamnya sesuai untuk hidup
C.
Klasifikasi
Terumbu Karang
Ø Berdasarkan kemampuan memproduksi
kapur
Karang hermatipik
Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk
bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya
ditemukan di daerah tropis.
Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis
algae uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium
microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang karang dan
melaksanakan Fotosintesis.Dalam simbiosis, zooxanthellae
menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan
dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen inorganik
berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Hasil samping
dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk
bangunannya khas.Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau
spesies binatang karang.
Karang hermatipik mempunyai sifat
yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat Fototropik positif. Umumnya jenis karang ini
hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya
matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut.[8] Disamping itu untuk hidup binatang karang membutuhkan suhu
air yang hangat berkisar antara 25-32 °C.
Karang ahermatipik
Karang ahermatipik tidak
menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia.
Ø
Berdasarkan bentuk dan tempat tumbuh
Terumbu (reef)
Endapan masif batu kapur (limestone),
terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh
hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga berkapur, yang mensekresi
kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca.Konstruksi batu kapurbiogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi
laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk
karang yang masuh hidup)di laut dangkal.
Karang
(koral)
Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu
hewan dari OrdoScleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Karang batu termasuk ke dalam
Kelas Anthozoa yaitu anggota FilumCoelenterata yang hanya mempunyai stadium
polip. Dalam proses pembentukan terumbu karang maka karang batu (Scleratina)
merupakan penyusun yang paling penting atau hewan karang pembangun terumbu.
Karang adalah hewan klonal yang tersusun atas puluhan atau jutaan individu yang
disebut polip.Contoh makhluk klonal adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak
ruas.
Karang terumbu
Pembangun
utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic
coral) atau karang yang menghasilkan kapur.Karang terumbu berbeda dari
karang lunak yang tidak menghasilkan kapur, berbeda dengan batu karang (rock)
yang merupakan batu cadas atau batuan vulkanik.
Terumbu karang
Ekosistem di
dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3)
khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota
yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, Krustasea, Echinodermata, Polikhaeta, Porifera, dan Tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk
jenis-jenis Plankton dan jenis-jenis nekton.
Ø Berdasarkan letak
Terumbu karang tepi
Terumbu
karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis terumbu
karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang
terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir
pantai dari pulau-pulau besar.Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter
dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses
perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya
bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada
pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal.Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
Terumbu karang penghalang
Secara
umum, terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu
karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu
karang ini terletak sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh
perairan berkedalaman hingga 75 meter.Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau
celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer.Umumnya karang
penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang
yang terputus-putus.Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
Terumbu karang cincin
Terumbu
karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang berbentuk
cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau.Atol banyak ditemukan pada daerah tropis
di Samudra Atlantik.Terumbu karang yang berbentuk
cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan
daratan.
Terumbu karang datar
Terumbu
karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut
juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke
atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan
pulau datar.Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal
dengan kedalaman relatif dangkal.Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan
Ujung Batu (Aceh)
Ø
Berdasarkan zonasi
Terumbu yang
menghadap angin
Terumbu yang menghadap angin (dalam bahasa Inggris: Windward
reef) Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin.
Zona ini diawali oleh lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas.Di
lereng terumbu, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan
umumnya didominasi oleh karang lunak.Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter
sering terdapat teras terumbu yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup
tinggi dan karang tumbuh dengan subur.
Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu, di
bagian atas teras terumbu terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat.Daerah ini disebut sebagai pematang alga.Akhirnya zona windward
diakhiri oleh rataan terumbu yang sangat dangkal.
Terumbu yang
membelakangi angina
Terumbu yang membelakangi angin (Leeward reef)
merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin.Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit
daripada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang
cukup lebar.Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya
kurang ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan
sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.
D.
Distribusi
Terumbu Karang Dunia
Ekosistem terumbu karang dunia
diperkirakan meliputi luas 600.000 km2, dengan batas sebaran di sekitar
perairan dangkal laut tropis, antara 30 °LU dan 30 °LS. Terumbu karang dapat
ditemukan di 109 negara di seluruh dunia, namun diduga sebagian besar dari
ekosistem ini telah mengalami kerusakan atau dirusak oleh kegiatan manusia
setidaknya terjadi di 93 negara. Gambar 1 memperlihatkan peta
lokasi sebaran ekosistem terumbu karang di seluruh dunia.
Gambar 2. Distribusi terumbu karang dunia
Berdasarkan distribusi
geografinya maka 60% dari terumbu dunia ditemukan di Samudera Hindia dan Laut
Merah, 25% berada di Samudera Pasifik dan sisanya 15% terdapat di Karibia.
Pembagian wilayah terumbu karang dunia yang lain dan lebih umum digunakan adalah:
a. Indo-Pasifik,
Region Indo-Pasifik terbentang
mulai dari Asia Tenggara sampai ke Polinesia dan Australia, ke bagian barat
sampai ke Samudera sampai Afrika Timur. Region ini merupakan bentangan terumbu
karang yang terbesar dan terkaya dalam hal jumlah spesies karang, ikan, dan
moluska.
b. Atlantik bagian barat,
Region Atlantik Barat
terbentang dari Florida sampai Brazil, termasuk daerah Bermuda, Bahamas,
Karibia, Belize dan Teluk Meksiko.
c. Laut Merah,
Region Laut Merah, terletak di antara Afrika dengan Saudi Arabia.Terumbu
karang adalah ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah
Indo-Pasifik. Terbatasnya penyebaran terumbu karang di perairan tropis dan
secara melintang terbentang dari wilayah selatan Jepang sampai utara Australia
dikontrol oleh faktor suhu dan sirkulasi permukaan (surface circulation).
Penyebaran terumbu karang secara membujur sangat dipengaruhi oleh konektivitas
antar daratan yang menjadi stepping stones melintasi samudera. Kombinasi antara
faktor lingkungan fisik (suhu dan sirkulasi permukaan) dengan banyaknya jumlah
stepping stones yang terdapat di wilayah Indo-Pasifik diperkirakan menjadi
faktor yang sangat mendukung luasnya pemencaran terumbu karang dan tingginya
keanekaragaman hayati biota terumbu karang di wilayah tersebut.
Gambar : Kekayaan jenis karang, ikan, dan moluska di tiap wilayah
utama terumbu karang dunia.
E.
Fungsi
Dan Manfaat Terumbu Karang
1.
Sebagai
tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti
ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
3.
Penelitian
dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.
4.
Tempat tinggal, berkembang biak dan
mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita
5.
Pelindungekosistem pantai. Terumbu karang
akan menahan dan memecah energi gelombang sehingga mencegah terjadinya abrasi
dan kerusakan di sekitarnya
6.
Sumberdaya laut yang mempunyai nilai
potensi ekonomi yang sangat tinggi
7.
Sebagai laboratorium alam untuk penunjang
pendidikan dan penelitia
Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui ‘misteri’ laut tersebut.
Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui ‘misteri’ laut tersebut.
8.
Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di
laut. Terumbu karang bagaikan oase di padang pasir untuk lautan. Karenanya
banyak hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk mencari makan, memijah,
membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini artinya terumbu karang
mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber makanan
maupun mata pencaharian mereka. Diperkirakan, terumbu karang yang sehat dapat
menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar 300 juta orang di dunia
menggantungkan nafkahnya pada terumbu karang
9.
Terumbu karang merupakan habitat bagi
sejumlah spesies yang terancam punah seperti kima raksasa dan penyu laut.
10. Sumber
obat-obatan. Pada terumbu
karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi obat
bagi manusia. Saat ini banyak penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut
untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.
11. Dari segi fisik
terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi,
struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi
abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun
dan magrove
12. Terumbu karang merupakan
sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di
Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai jenis ikan
karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 – 10
ton ikan per kilometer persegi pertahun.
13. Keindahan
terumbu karang sangat potensial untk wisata bahari. Masyarakat disekitar
terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat
penyelaman, restoran, penginapan sehingga pendapatan mereka bertamba. Selain
itu objek wisata terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan
sehingga meyediakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan
sekitar 20 juta penyelam , menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun.
14. Mempunyai nilai
spiritual. Bagi banyak
masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat penting, Laut yang terjaga
karena terumbu karang yang baik tentunya mendukung kekayaan spiritual ini.
15. Terumbu karang
potensi masa depan untuk sumber lapangan kerja bagi rakyat Indonesia
No comments:
Post a Comment